Kamis, 20 Mei 2010

Menulis Puisi

Menulis Puisi
oleh Leta Semadeni

Setiap kata
yang tak terpilih
memekik

Setiap kata
yang dibuang
memekik

Setiap kata
yang dipertahankan
memanggil-manggil

kata-kata yang tak terpilih
kata-kata yang dibuang

Dan semua kata
sama
bobotnya

Di Atas Salju

Di Atas Salju
oleh Leta Semadeni

Seekor gagak
meloncat-loncat
nahan gigil

Salju
mengepak-ngepak
sayapnya

Rubah Betina Kota

Rubah Betina Kota
oleh Leta Semadeni

Setiap malam
rubah betina itu
memakan sisa hari
mencuci mangkuk
menggaruk-garuk tubuhnya
di sisi hampa tidurku

Solitude

Solitude
oleh Leta Semadeni

Malaikat itu
mengupas
sebuah apel
ingin dia punya
sebilah pisau
untuk menyayat
kesendiriannya

Rabu, 19 Mei 2010

Harum Lembut Melatiku

Harum Lembut Melatiku
oleh Fahmida Riaz

Harum lembut melatiku
tertiup udara
bermain-main di jemari angin
mencari tubuhmu

Harum lembut melatiku
menawanku seperti kalung
meraihku
menggelayuti leherku

Ia sembunyi di kabut malam
menyihir gelap yang dingin
sentuh daun-daun
mencari tubuhmu

Mazmur-mazmur (Kutipan - Awal)

Mazmur-mazmur (Kutipan - Awal)
oleh SAID

tuhan
kau bisa sembah segalanya
di sisiku
sebab telah kulepas
klaim keunikan
agar aku tak terpaku
pada cahayaku sendiri
dan aku mohon padamu o, tuhan
beritahu aku seluruh namamu
juga yang terakhir
yang tersembunyi

tuhan
bagilah dirimu
untuk yang murtad ini, aku
untuk kedua tanganku yang tak bertanduk
untuk kesetiaanku yang pilihan
yang mengkhianati segalanya
bahkan mimpi dan doa

tuhan
marilah kita kembali bicara
setelah bungkam lama yang dipaksakan
setelah kau ubah makhluk-makhlukmu
di auschwitz
di hiroshima
di halabtsche
di srebrenica
berlututkah kau kini di hadapan para korban?
juga di hadapan para pelakunya?
dan apa kau kira
kami masih bisa bertahan untuk meraih
cinta yang lebih radikal
tanpa firmanmu?

lihatlah o, tuhan
tak kupanjatkan puji untukmu
kucari engkau
dengan anggota-anggota tubuhku
yang kuberi makan hanya untukmu
sebab ingin kunanti kata-katamu
hingga cinta kembali ditemukan
dan kembali kami raih keliaran kami

[sang serigala]

[sang serigala]
oleh SAID

sang serigala
bawakan bahasa lewat kedua matamu
dan lanskap-lanskapnya
dirampok oleh kecupan-kecupanku
tubuhmu
dari setia murtad jadi cahaya
penerang musim gugur yang mampir