Minggu, 16 Mei 2010

Pecinta Tulisan Biru Di Atas Lautan

PECINTA TULISAN BIRU DI ATAS LAUTAN
oleh Ghada Saman

tak benar bahwa jalan paling singkat
antara dua titik adalah garis lurus!
itulah yang aku pelajari kala aku bersamamu!
dialog? ia jalan paling jauh antara hati dan bibir
antara gelombang suaraku dan gelombang diammu
hanya intuisi yang membawaku menujumu...
ia memanggil-manggil pada suatu malam, tanpa suara
hingga lilin-lilin padam
hingga kita redam
dan kopi kita tertabur racun perpisahan...
pernah aku berikan hatiku padamu
telanjang bagai kertas putih
di atasnya kutulis plot pembunuhanku...
dan surat kematianku!
kau tak memaafkan aku, kau biarkan aku mati
lalu pergi bersama sekawanan burung ke arah lautan...

* * *

siapa yang akan menuntunku menuju sebuah kota
yang tak akrab dengan dentum bom?
siapa yang akan menuntunku ke ladang-ladang
yang tak akrab dengan penguburan rahasia seorang laki-laki
yang disiksa sampai mati?
siapa yang akan menuntunku menuju pepohonan
yang tak pernah mendengar seorang perempuan melolong
untuk kekasihnya yang diculik orang di siang bolong?
siapa yang akan menuntunku menuju angkasa
yang birunya tak akrab dengan kelaliman atau penindasan
atau sebuah pemikiran yang dirampok?
aku lelah oleh cintamu, waktumu
laki-laki sepertimu bersaing dalam kekerasan...
cinta mereka tulisan biru di atas lautan...
siapa berkata: cinta laki-laki tak seperti air menembus saringan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar